Ini baru pengalaman pertama seumur hidup. Jalan putus karena banjir. Malam tadi, malam selasa, 8 September 2008, dalam perjalanan dari Banjarmasin-Kotabaru, perjalanan saya terhenti karena terjadi banjir. Air turun dari perbukitan di Sebamban Kempung dengan derasnya, rumas-rumah penduduk terendam air berwarna coklat (artinya, penuh lumpur). Benar-benar Amazing! Jalan macet total. Hal ini diperparah dengan terjebaknya sebuah truk jumbo bermuatan penuh di tengah-tengah arus deras. Mengerikan banget. Padahal, kira-kira 2 minggu lalu di tempat yang sama jjuga telah terjadi banjir yang menelan korban jiwa.
Kesal, prihatin dan kecewa bercampur baur. Duh.. kenapa sih masih menebangi hutan terus? Duh... mengapa masih melakukan penambangan liar seh? Duh... mana bulan puasa lage.. Ga ada warung buka. Dan memang di sekitar daerah banjir tak ada yang berusaha buka warung. Mungkin pikirannya, boro-boro buka warung, mo ngurus rumah yang terendam aja udah puyeng. Alhasil, saya makan pentol (sesuatu yang berbentuk mirip baso sapi, hanya sangat terasa sekali kalau makanan itu terbuat dari kanji.
Woi... sadarlah parah manusia untuk tidak rakus dalam mengelola hasil bumi.
No comments:
Post a Comment
Be a good person, please!!