Saturday, September 20, 2008

Saat-saat itu...



Ruang operasi di RSUD Cibinong, Bogor. Saat-saat operasi cesar untuk mengeluarkan putri saya yang pertama. Hari itu Rabu, 23 juli 2008, pukul 09.15 wib. Saya tidak berani untuk menyaksikannya. Rekaman ini diambil oleh teman istri saya sesama bidan.

Thursday, September 11, 2008

Ramadhan Pertama

Tahun ini merupakan ramadhan pertama yang saya alami sebagai pegawai kantoran. Kalau selama ini sebagai guru rasanya begitu, ternyata kalau sebagai pegawai kantoran agak lain sedikit. Lainnya adalah kalau sebagai guru, Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu dikarenakan sekolah libur total selama 40 hari. Wah.. langsung pesen tiket langsung cabut!!! Klo di kantor? bete abis. Tetep masuk dong. Menjagai kantor yang sepi dan ga ada kegiatan. Mau bolos yah ga enak, mau leyeh-leyeh juga isin dong. Jadinya yah gini ini. Chatting, blog walking, blogging, dan aktifitas cyber lainnya. Memang sih rada santai, tapi akan lebih baik lagi kalau kerja seperti biasa. Masalahnya, kegiatan yang saya tangani terkendala dana yang belum cair. Biasalah, Disdik masih terkendala penyakit lama, laporan keuangan belum beres. Padahal sih hanya beberapa orang saja yang belum beres SPJ-nya, hanya langsung berimbas pada orang sekantor tidak dapat mengajukan peangamprahan. Gawat banget deh. Kalau dibiarkan terus kaya gini bisa menjadi bom waktu nih. Saya harus membayar SPP kuliah 140 orang lebih guru-guru yang tersebar di beberapa PT yang bekerja sama dengan Disdik. Bisa meledak mereka kalau tahu SPP-nya semester ini masih belum dibayar. Lalu baiknya bagaimana? Bersihkan saja Disdik dari orang-orang yang menghambat kinerjanya. BERES!!!

Wednesday, September 10, 2008

One Night in Bus

Judulnya mengingatkan saya dengan lagu lama One Night in Bankok, yeah kalau lagu ini bercerita tentang pengalaman seseorang dalam suatu malam di Bangkok. Sungguh malam yang sangat mempesona. bagi yang pernah ke Bangkok pasti dapat memahaminya. Sayang, saya sendiri belum pernah menikmati kehidupan malam Bangkok yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan sewaktu berada di sana, saya tidak disarankan untuk keluar malam oleh rekan Vorasuang dan Thapanee, dikarenakan saat itu sedang ada pergolakan antara aparat pemerintah dengan para pemberontak muslim di Thailand Selatan. Sayang banget, padahal sejumlah rencana besar sudah saya siapkan.

Kembali kejudul diatas, pengalaman suatu malam di bus ber ac dalam perjalan dari Kotabaru-Banjarmasin. Kejadiannya kira-kira 1 bulan yang lalu. Bus yang hanya berisi kira-kira 12 orang, 7 orang diantaranya adalah anggota dewan (DPRD) Kotabaru. Apa sih yang menarik satu perjalanan dengan mereka? Bukan suatu hal yang baru tentrunya. Dari percakapan mereka saya menangkap antara lain, Bagi-bagi keuntungan, proyek, jatah mereka berapa, hotel yang bagus dan ketika malam semakin dini ada yang asik masyuk menelpon mesra seseorang. Pastinya seorang wanita. Kalau istrinya, rasanya tidak mungkin. Sudah tengah malam pasti sudsah tidur. Sepertinya Cem-cemannya. Asoi... Lama sekali dia berbicara resma eh.. mesra.

Ketika pagi ini saya melihat di televisi tentang pemecatan seorang anggota DPR yang berbuat skandal sex, Max Moein namanya. Saya jadi teringat malam itu dan akhirnya saya tulislah kisah ini. Muak rasanya. Sepertinya pada Pemilihan Raya 2009 nanti saya tetap akan memilih untuk Tidak memilih.

Tuesday, September 09, 2008

Banjir Lagee...

Ini baru pengalaman pertama seumur hidup. Jalan putus karena banjir. Malam tadi, malam selasa, 8 September 2008, dalam perjalanan dari Banjarmasin-Kotabaru, perjalanan saya terhenti karena terjadi banjir. Air turun dari perbukitan di Sebamban Kempung dengan derasnya, rumas-rumah penduduk terendam air berwarna coklat (artinya, penuh lumpur). Benar-benar Amazing! Jalan macet total. Hal ini diperparah dengan terjebaknya sebuah truk jumbo bermuatan penuh di tengah-tengah arus deras. Mengerikan banget. Padahal, kira-kira 2 minggu lalu di tempat yang sama jjuga telah terjadi banjir yang menelan korban jiwa. 

Kesal, prihatin dan kecewa bercampur baur. Duh.. kenapa sih masih menebangi hutan terus? Duh... mengapa masih melakukan penambangan liar seh? Duh... mana bulan puasa lage.. Ga ada warung buka. Dan memang di sekitar daerah banjir tak ada yang berusaha buka warung. Mungkin pikirannya, boro-boro buka warung, mo ngurus rumah  yang terendam aja udah puyeng. Alhasil, saya makan pentol (sesuatu yang berbentuk mirip baso sapi, hanya sangat terasa sekali kalau makanan itu terbuat dari kanji. 

Woi... sadarlah parah manusia untuk tidak rakus dalam mengelola hasil bumi.