Thursday, November 11, 2010

Day 13

EOF hari 12.

Wah.. kejar tayang nih.. baru saja sampai dari Kelumpang Hilir langsung masuk kantor, teringat akan kewajiban menulis selama 30 hari. Ok, Rock on.

Berdasarkan kualifikasi umum, cukup banyak kepala sekolah di Kotabaru yang belum memiliki kualifikasi S1/DIV. Ada berbagai alasan yang menyebabkan hal ini terjadi. Beberapa diantaranya adalah, kondisi geografis dan ketersediaan calon kepala sekolah. Sudah menjadi rahasia umum, kebanyakan kepala sekolah yang diangkat berasal dari wilayah Pulau Laut Utara. Hal ini terjadi, kemungkinan kemampuan dan kompetensi guru-guru di Pulau Laut Utara dapat lebih terpantau oleh tim pengusul jabatan. Sementara untuk guru-guru yang berdomilisi diluar Pulau Laut Utara kurang terpantau, sehingga mengakibatkan referensi tim pengusul menjadi sangat terbatas sekali. Berdasarkan alasan tersebut, maka terjadilah pengangkatan kepala sekolah untuk sekolah diluar wilayah Pulau Laut Utara tetapi berasal dari guru di wilayah Pulau Laut Utara. Akibatnya, para kepala sekolah ini harus hidup terpisah dari keluarga. Konsekuensi logisnya, mereka tidak akan stand by di sekolahnya setiap saat. Mereka juga harus pulang kerumahnya di wilayah Pulau Laut Utara untuk berkumpul dengan keluarganya. Tidak heran kalau banyak laporan masuk, Kepala Sekolah si B jarang berada di sekolahnya, karena sibuk berada di kota, kumpul keluarga. Hal ini semakin diperparah dengan keterbatasan sarana transportasi yang umumnya menggunakan sarana laut untuk mencapai tempat tugasnya, yang mempunyai jadwal keberangkatan seminggu sekali. Satu menit saja yang bersangkutan tertinggal kapal, maka seminggu kemudian baru dapat kembali mengunjungi sekolahnya. Nah, selama seminggu ditinggal, sekolahnya menjadi apa?

Persyaratan kulaifikasi S1/DIV untuk kepala sekolah sudah ditetapkan sejak lama, tetapi tetap sulit mencari calon kepala sekolah yang memenuhi harapan. Akhirnya, diambilah keputusan untuk mengangkat guru-guru senior yang belum S1/DIV. Dengan pertimbangan, mengingat usia dan masa kerja, maka diharapkan mereka sudah matang untuk menjadi pemimpin.

Penyebab lain adalah, ketersedian stok calon kepala sekolah yang sudah memenuhi persyaratan tidak dimiliki oleh Dinas Pendidikan. Seharusnya, tersedia daftar nama-nama calon kepala sekolah yang telah memnuhi harapan. Daftar ini harus dihasilkan melalui seleksi yang dilakukan secara fair oleh pihak ketiga. Data yang ada sampai saat ini, baru berkisar hasil tes uji kompetensi yang pernah dilakukan kepada 200 kepala sekolah. Tes ini berupa tes tertulis saja. Lumayanlah dari pada tidak ada data kepsek sama sekali. Awalnya tes ini diharapkan dapat dijadikan acuan kompetensi kepsek yang ada. Selanjutnya dapat disusun rencana pembinaan selanjutnya. Sampai sekarang harapan itu belum benar-benar terwujud.

Sudah dulu ah.. membahasnya, agak ngantuk nih mata.

EOF hari 13.

No comments:

Post a Comment

Be a good person, please!!